PALU – Jika tak ada aral melintang, sebanyak 577 unit hunian tetap (huntap) di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore yang didirikan oleh Yayasan Budha Tzu-Chi, siap ditempati penyintas korban bencana alam di Kota Palu, akhir Februari bulan depan.
577 unit ini merupakan pembangunan tahap I yang merupakan bagian dari 1500 unit yang akan dibangun yayasan.
Secara bertahap, total 1500 unit tersebut ditargetkan rampung bulan April 2020 mendatang dan akan diresmikan Presiden Jokowi disertai dengan penyerahan sertifikat kepada penghuni huntap.
Dalam rangka proses tersebut, selama dua hari, mulai Sabtu (11/01) sampai Ahad (12/01) kemarin, pihak Yayasan Budha Tzu-Chi telah melakukan wawancara dan penandatanganan perjanjian huntap bagi calon penghuni, di Baruga Lapangan Vatulemo, Jalan Balai Kota Utara, Kelurahan Tanamodindi.
Hari pertama dilakukan wawancara terhadap 250 calon penerima dan di hari kedua kepada 327 calon penerima.
Fungsional Tim Tanggap Darurat, Yayasan Budha Tzu-Chi, Joe Riadi, mengatakan, sejak Sabtu pihaknya telah melakukan verifikasi bagi penyintas yang akan menempati huntap. Pihaknya juga mewawancarai berapa banyak anggota keluarga yang akan tinggal di huntap nanti.
“Dan hari ini (Ahad), penyerahan nomor rumah. Tujuan dari pemberian nomor rumah serta blok akan mereka tempati, guna penerbitan sertifikat rumah,” jelas Joe.
Kata Joe, pengundian tersebut bertujuan menghindari terjadinya diskriminasi, karena penempatan lokasi rumah yang akan mereka tempati, berdasarkan keberuntungan masyarakat dalam mengundi nomor.
“Mereka ambil sendiri nomor rumahnya disaksikan jajaran Forkopimda yang telah diundang dan itu tidak bisa lagi digugat. Kita tidak mau ada si A dan si B ingin bertetangga, terus ada yang mau di pinggir jalan raya atau di bagian tengah. Nanti kita pusing sendiri kalau tidak diundi seperti ini,” jelasnya.
Menurutnya, data nomor rumah hasil pengundian akan diserahkan ke BPN untuk dibuatkan sertifikat berdasarkan SK Wali Kota.
“Semua rumah masih dalam proses pembangunan, jadi baru nomornya saja yang kita kasih nanti masuk rumahnya secara bersama,” ujarnya.
Pada bulan Februari nanti, kata dia, pihaknya akan kembali melakukan pengundian nomor rumah bagi calon penghuni tahap selanjutnya.
Adapun fasilitas disediakan bagi penghuni huntap, kata dia, di antaranya adalah tempat tidur utama 1 unit, tempat tidur tingkat 1 unit, satu set meja dan kursi untuk ruang tamu, dan gorden.
Selain itu, lanjut dia, dalam lokasi juga akan dibangun fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum), seperti sekolah, rumah ibadah, pasar, arena bermain serta aula serbaguna.
Dia berharap, dengan selesainya pembangunan huntap, masyarakat lebih tenang dan anak-anak dapat berkembang lebih baik dan tumbuh dalam lingkungan yang harmonis.
“Kalau anak kita tumbuh sehat, Indonesia akan lebih baik lagi,” katanya.
Salahsatu calon penerima huntap, Heni Sulfiani, mengaku sangat bersyukur telah menerima nomor rumah dari yayasan tersebut.
Dia mengaku mendapat nomor rumah 40, berada di blok D dengan luas 36 meter persegi. Sebelum mendapat nomor tersebut, dia lebih dulu menandatangani perjanjian dengan Yayasan Budha Tzu-Chi di atas materai.
Salah satu isi dari perjanjian tersebut, kata dia, adalah larangan mengalihkan atau melakukan tindakan lain kepada pihak lain dengan jangka waktu selama 10 tahun.
“Jadi tidak boleh dijual,” katanya.
Di tempat yang sama, salah seorang warga Kelurahan Tondo, Mansyur (46), mengaku gembira karena telah memperoleh huntap, meskipun masih sebatas nomor rumah dan belum bisa ditinggali. (HAMID/IKRAM)