Mengapa lebah cepat menemukan bunga? Mengapa lalat cepat menemukan kotoran? Karena naluri lebah hanya menemukan bunga, sedangkan naluri lalat hanya menemukan kotoran.
Lebah tidak tertarik pada kotoran. Lebah tertarik pada harum dan keindahan bunga. Alhasil, lebah kaya akan madu, sedangkan lalat kaya kuman penyakit.
Lalu, mengapa ada orang yang menjadi jahat dan ada orang menjadi baik? Orang jahat tidak tertarik pada hal-hal yang baik, sebaliknya pada hal-hal yang jahat dan menyakitkan: bohong, permusuhan, gosip, dan emua hal-hal jahat. Orang baik ialah orang yang tidak tertarik akan hal-hal buruk.
Hidup ini sangat tergantung dengan hati dan pikiran. Apa yang dipikirkan, menghasilkan yang dilihat. Apa yang dilihat menghasilkan yang diperoleh.
Jika hati dan pikiran selalu negatif maka apa saja yang dilihat akan selalu negatif. Hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa, iri hati, dan sirik.
Bagaimana bila ingin berhasil dan ingin bahagia? Miliki hati dan pikiran yang selalu positif, maka apa saja yang dilihat akan selalu positif dan hasilnya adalah kebahagiaan.
Jika kita seperti lebah yang menghasilkan madu, maka orang-orang di sekeliling kita juga akan mencicipi manisnya. Tapi jika kita seperti lalat, maka kuman yang kita tebarkan akan mencelakakan orang lain.
Tidaklah heran bila makhluk berguna ini yakni lebah menjadi nama surat ke 16 dalam Al Quran, yaitu An Nahl.
Sebaliknya, janganlah berpikir negatif karena dapat membunuh kreativitas manusia dan menunda kesuksesan yang sudah ada di depan mata. Karena orang yang berpikir negatif, selalu menganggap dirinya lemah dan tidak mampu menangani setiap masalah yang dia hadapi.
Mereka yang pikirannya negatif pula, kerap mengalami kenyataan hidup yang tidak baik, seperti suka stres berat, putus asa, nekat untuk melakukan hal-hal yang menyengsarakan orang lain, gampang untuk melakukan bunuh diri. Semua itu terjadi, karena semakin berkurangnya kepercayaan pada diri sendiri. Menganggap dirinya selalu tidak mampu dalam menangani segala persoalan hidup.
Tidaklah berlebihan, bahwa setiap masalah pasti Allah sudah sediakan jawabannya. Oleh karenanya, yakinlah pada kekuatan yang sudah dititipkan oleh Tuhan pada setiap diri kita. Bahkan Tuhan sudah membuka diriNya dan berfirmah dalam hadits QudsiNya:
“Aku bergantung prasangka hamba-Ku tentang Aku. Maka berprasangkalah yang positif tentang Aku”.
Menurut hadits Qudsi di atas, manusia sangat bergantung terhadap bagaimana persepsinya tentang Tuhan. Kalau mereka berpersepsi yang baik tentang Tuhan, makan Tuhan akan memberikan kehidupan yang baik pula untuk mereka. Dan sebaliknya kalau manusia berpersepsi yang negatif tentang Tuhannya, maka yang akan terjadi adalah keburukan dalam hidup manusia.
Alhasil, pikiran positif adalah kekuatan yang sangat dahsyat yang telah diberi oleh Allah buat kita manusia, mari sama-sama menggunakannya dengan baik. Karena setiap pikiran positif pasti akan membawa manusia pada sikap syukur kepada Allah Swt. Dan sikap syukur akan mengantar kita pada derajat kemakhlukan yang sangat tinggi, yaitu takwa kepada Allah.
Meminjam istilah dari Said Hawa (penulis buku-buku tasawuf) “syukur adalah maqam yang tertinggi dan posisinya satu level di bawah takwa kepada Allah. Oleh karenanya, berpikir positif dan bersyukurlah sesering mungkin. Karena dia akan membawamu ke derajat kenabian”. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)