PALU – Sebanyak 45 Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjadi Mitra Binaan (MB) PT Telkom Sulteng, Selasa (25/09), menerima bantuan dana bergulir dengan total Rp805 juta.
45 pelaku UKM itu, merupakan mitra binaan Telkom mendapatkan bantuan berupa pinjaman modal usaha tanpa bunga, masing-masing sebesar Rp15 juta hingga Rp20 juta.
45 MB itu terdiri dari 11 industri, 26 perdagangan, 2 pertanian, 1 peternakan dan 5 lainnya dari usaha jasa. Mitra binaan tersebut, masing-masing 25 dari Kota Palu dengan total bantuan senilai Rp590 juta, 19 dari Kabupaten Sigi dengan jumlah bantuan sebesar Rp200 juta dan satu pelaku UKM dari Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah bantuan senilai Rp15 juta.
“Saya minta para pelaku UKM yang menerima pinjaman modal usaha ini, agar menggunakan dengan sebaik mungkin. Sebab pinjaman ini ketika dikembalikan nanti, akan kita gunakan lagi untuk membiayai pelaku usaha kecil lainnya yang ada di Sulteng,” pesan General Manager (GM) PT. Telkom Witel Sulteng, Mohammad Jusran Holle pada pembukaan pelatihan dan pembinaan mitra usaha di Aula Kantor Telkom Palu, Selasa (25/09).
Jusran menjelaskan, setiap tahun Telkom Sulteng memberikan bantuan pinjaman modal usaha sebesar Rp3 miliar hingga Rp4 miliar. Pelaku UKM yang dibantu adalah mereka yang memiliki usaha dengan prospek cemerlang.
“Minimal usaha yang dirintis telah berusia satu tahun,” jelas Jusran.
Lebih lanjut dia mengatakan, 3 persen yang dikenakan dari tiap pinjaman, menurutnya bukanlah bunga, melainkan untuk biaya administrasi.
“Telkom tidak memberikan bunga bagi setiap pinjaman. Kalau ada pegawai Telkom yang datang meminta-minta uang, catat namanya, karena Telkom bekerja secara professional. Kalau para pengusaha maju, kita yang senang karena pembayaran lancer,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini begitu banyak produk Telkom, bukan hanya telepon rumah dan kantor saja, tetapi sudah meluas hingga ke internet.
“TV internet sudah ada juga melalui IndieHome. Sekarang ini kami membangun infrastruktur yang lebih besar sampai ke kepulauan kecil,” bebernya.
Saat ini, lanjut dia, PT Telkom sudah sampai ke perdagangan usaha global, jaringan telkomunikasi sudah sampai ke luar negeri sehingga tidak tergantung pada telkomunikasi pihak luar.
“Kalau kita berada di luar negeri pakai kartu jaringan Telkom atau Telkomsel, sama halnya kita berada di Jakarta. Jika mengalami gangguan, mungkin ada pelebaran jalan atau gangguan lain,” tambahnya.
Saat ini, lanjut dia, Telkom sudah memiliki anak perusahaan di bidang perbankan, dimana pihak perbankan tidak perlu lagi membeli server karena sudah disiapkan oleh Telkom yang lebih besar dan lebih aman.
“Telkom saat ini memiliki 72 anak perusahaan dan merupakan operator terbesar di Indonesia. Saya bangga karena dilahirkan menjadi anak bangsa ini,” ungkapnya.
Kata dia, keuntungan yang diraih PT Telkom sendiri, 2,5 persen disalurkan kepada UKM melalui program dana bergulir.
Sementara Manager Community Develoment Center (CDC) PT Telkom Witel Sulteng, Sahran mengatakan, total dana bergulir yang sudah disalurkan hingga triwulan tiga tahun 2018 ini adalah sebesar Rp2.242.500.000.
Di tempat yang sama Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten Sigi, Samuel Yanse Pongi, menegaskan, jika adà UKM yang “nakal” dalam pengembalian dana bergulir itu, maka pihaknya akan memblokir seluruh pemberian bantuan untuk mereka.
“Semua data UKM ada pada kami, jadi kiranya UKM ini mematuhi semua kewajiban seperti yang telah disepakati bersama PT Telkom Witel Sulteng,” imbuhnya.
Pemberian bantuan ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara mitra binaan dan PT. Telkom Witel Sulteng oleh Mohammad Jusran Holle. (IRMA)