PARIMO – Pemerintah Daerah Parigi Moutong (Parimo) terus mempercepat pemerataan pendidikan di seluruh daerah melalui program digitalisasi pembelajaran, kebijakan ini mulai tampak nyata setelah ratusan sekolah menerima bantuan perangkat digital dan revitalisasi fasilitas pendidikan.

Program tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang percepatan digitalisasi pembelajaran di satuan pendidikan.

Kepala Bidang Manajemen SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parimo, Ibrahim, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mewujudkan sekolah yang layak, modern, dan ramah bagi peserta didik.

“Bapak Presiden menyampaikan tidak boleh ada lagi sekolah yang atapnya bocor atau toilet rusak. Selain itu, beliau juga mendorong agar seluruh sekolah memiliki perangkat digital untuk pembelajaran,” ungkapnya, Senin (3/11).

Melalui program ini, sebanyak 425 sekolah dasar (SD) dan 115 sekolah menengah pertama (SMP) di Parigi Moutong telah menerima bantuan Smart TV 75 inci dengan layar sentuh.

Perangkat tersebut berfungsi sebagai media pembelajaran interaktif yang menjadi bagian dari upaya pemerataan digitalisasi pendidikan di seluruh wilayah.

Selain perangkat digital, pemerintah juga melaksanakan revitalisasi fisik sekolah yang mencakup rehabilitasi ruang kelas dan pembangunan fasilitas sanitasi yang lebih layak.

“Sekarang toilet di sekolah sudah dikeramik, dilengkapi toilet duduk dan jongkok, bahkan ada yang khusus untuk penyandang disabilitas. Air bersih juga disiapkan agar siswa lebih nyaman di sekolah,” jelasnya.

Sedikitnya 15 sekolah di Parigi Moutong saat ini sedang menjalani pembangunan fisik, tersebar di sejumlah wilayah mulai dari Kecamatan Sausu hingga Bolano Lambunu. Program revitalisasi ini merupakan bantuan langsung dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Meski sebagian besar sekolah telah siap menjalankan pembelajaran digital, masih ada beberapa sekolah di daerah terpencil yang terkendala jaringan listrik dan internet. Namun, pemerintah memastikan fasilitas tersebut akan dibangun secara bertahap.

“Sekolah-sekolah di wilayah pegunungan akan dipasangi listrik tenaga surya dengan kapasitas 900 watt. Tahun ini sudah ada sekitar 21 sekolah yang masuk daftar penerima solar cell,” pungkasnya.