MOROWALI – Dampak aktifitas pembangunan jalan produksi perusahaan nikel PT. IHIP (Indonesia Huabao Industrial Park) 40 hektare (Ha) lahan persawahan produktif warga Desa Topogaro Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali terendam air.
Menurut Moh. Amin (34 thn) salah satu pemilik lahan, sawah milik warga Desa Topogaro kini sudah tidak bisa berproduksi lagi setelah sawah mereka dilalui jalan produksi milik Baoshou Taman Industry Investment Group (BTIIG)
“Ada kisaran 40 Ha sawah kelompok tani sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh masyarakat,”tuturnya kepada mediaalkhairaat.id, Selasa (22/8).
Ia menyebutkan, ada sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) pemilik tanah dengan luasan 40 Ha tersebut yang tergabung dalam kelompok tani Desa Topogaro Kecamatan Bungku Barat harus merasakan kerugian materil akibat genangan air tersebut.
Sebelumnya, pihak perusahaan BTIIG sudah melakukan pengukuran luasan areal persawahan yang terendam air. Dari BTIIG mereka akan melakukan biaya ganti rugi sebesar 250 juta/Ha. Hanya saja warga menolak perhitungan ganti rugi yang ditawarkan oleh pihak BTIIG.
Menurut warga, angka itu sangat kecil, tidak sebanding dengan kerugian materil yang mereka rasakan setelah sawah mereka sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan sebagai sumber penghidupan mereka.
Pihak BTIIG sangat tidak manusiawi, berbeda perlakuan pihak BTIIG dengan PT. IMIP di kawasan Bahodopi dalam hal ganti rugi lahan warga akibat aktifitas pertambangan.
“Kami menginginkan keadilan bagi petani, sampai sekarang, pihak BTIIG tidak punya itikad baik untuk menyelesaikan persolan yang petani rasakan, mereka terkesan tidak peduli dengan problem petani di Desa,”kata Amin.
BTIIG sebagai perusahaan yang ditunjuk PT. IHIP sebagai penanggung jawab kawasan abai pada hak-hak dasar warga, ini cerminan buruk pembangunan perusahaan nikel di Sulawesi Tengah.
Di konfirmasi terpisah Humas PT BTIIG Erik mengatakan , tidak tahu-menahu lahan warga terendam air sekitar 40 ha.
“Kurang tahu saya sih itu, saya kurang tahu begini,orangnya siapa ngak tahu juga pak ,susah ngomongnya ,” ucapnya singkat dari balik telpon.
Reporter : Ikram