36 Desa di Parimo Menjadi Lokus Stunting

oleh -
Plt Kepala Bappelitbangda Parimo, Irwan, (FOTO : MAL/ MAWAN)

PARIMO – Pemerintahan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menetapkan 36 desa di tujuh Kecamatan menjadi lokus penanganan stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak tahun 2021

Wilayah yang menjadi lokus berada di Utara Parimo, yang dipengaruhi salah satu faktor yakni kerawanan pangan pada wilayah-wilayah pegunungan.

Plt Kepala Bappelitbangda Parimo, Irwan, di Parigi Jum’at (19/02) mengungkapkan, penetapan desa lokus stunting melalui rangkaian kajian survei dan pemetaan yang dilakukan oleh tim terpadu, termasuk akademisi yang terlibat.

“Sebagai desa lokus program dalam rangka penuntasan kasus kekerdilan anak, harus perlu peran aktif serta bimbingan sejumlah instansi teknis terkait lainnya,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dalam penyusunan rencana program sudah harus dimulai dan ditindaklanjuti lewat Musrembang, sebagai salah satu kegiatan menghimpun aspirasi untuk dimasukan dalam program prioritas.

BACA JUGA :  Rusdy Mastura - Sulaeman Agusto Hambuako Resmi Mendaftar di KPU

Kata dia, penuntasan kekerdilan anak merupakan program Nasional yang perlu ditindaklanjuti oleh daerah-daerah yang menjadi sasaran. Salah satunya di Sulteng adalah Parimo, sehingga program ini menjadi kewajiban serta prioritas dilaksanakan.

Sebelumnya, pihaknya telah menuntaskan penanganan kasus stunting dibeberapa desa lainnya pada tahun 2018 hingga 2020.

“Desa yang sudah tuntas itu tetap mendapat pendampingan, khususnya ibu hamil dan bayi, pada masa 1.000 hari pertama kelahiran dengan memberikan pemenuhan gizi, serta pemantauan kesehatan lewat berbagai kegiatan,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Angin Puting Beliung Rusak Enam Rumah Warga di Ampana Kota

Ia menjelaskan, penanganan kasus kekerdilan anak tidak cukup hanya di tangani pemerintah saja, melainkan perlu adanya dukungan dari pihak lain untuk terlibat langsung dalam penanganan.

Keberhasilan Parimo menurunkan angka stunting tahun lalu, berkat kerja keras pihak-pihak yang terlibat mulai dari pemerintah, akademisi, organisasi dan lembaga hingga akademisi.

“Tahun ini, kami bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sektor perbankan membantu kegiatan penanganan melalui intervensi dana tanggungjawab sosial perusahaan,” tutupnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin