SIGI – Anggota DPRD Sulteng Farksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zainuddin Tambuala, mengatakan bahwa Pondok Pesantren merupakan miniatur Indonesia. Zainuddin bahkan mencotohkan, ketika dirinya menjadi santri di Alkhairaat, santri di pesantren memiliki beragam suku dari Indonesia, mulai dari ujung tanah air, seperti Papua, NTT bahkan NTB, berbaur menuntut ilmu bersama para ulama.
“Artinya miniatur Indonesia ada di pesantren. Jadi tidak akan mungkin ada isu radikalisme, terorisme itu tumbuh di pesantren. Artinya kalau itu terjadi, itu dari dunia luar impor, bukan dari pesantren dan itu harus kita tepis itu bukan dari ajaran pesantren,” tegas Zainuddin, di sela-sela usai peringatan Hari Santri III, di Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, Sabtu (21/10) malam.
Zainuddin menambahkan, di pondok pesantren merupakan tempat menggembleng rohani anak-anak bangsa. Bahkan, di sana kata dia, persaudaraan tumbuh sangat kental.
“Saya kira sangat menarik dan ini momen untuk mengingat, bahwa pesantren itu adalah basis perubahan. Apalagi perubahan sangat positif, dan ditambah lagi adalah basis dari Negara ini, munculnya NKRI ini tidak lepas dari adanya santri-santri yang berjuang dahulunya,” ujarnya.
Anggota DPRD Sulteng dua periode ini berharap, kedepan pesantren memiliki desa percontohan. Di dalam desa itu nantinya mereka membangun lingkungan seperti di pesantren. Dan setiap bulannya, mereka melakukan kunjungan, sehingga mereka secara langsung bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya kira pesantren hari ini ditantang membuktikan di tengah isu-isu yang sekarang di kenal radikalisme, isu terorisme. Di pesantren orang-orang dibina untuk mencintai tanah air ini. Buktikan hal seperti itu adalah impor, bukan dari dalam negeri kita,” imbuhnya. (NANANG IP)