SIGI- Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) berkolaborasi dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah memberikan Penguatan Kapasitas Untuk Kesiapsiagaan Bencana di Sigi.
Upaya peningkatan kapasitas ini di awali dengan pelatihan dasar pengurangan risiko bencana dan diikuti dengan pelatihan lainnya bermuara pada ketangguhan desa, sehingga diharapkan masyarakat dan pemerintah desa memahami upaya-upaya pengurangan risiko bencana pada akhirnya menurunkan dampak mungkin timbul akibat bencana.
Koordinator Forum, Saiful Taslim
mengatakan, bahwa kerjasama telah di bangun agar dapat menjadi dukungan kepada Forum, untuk terus berkiprah dalam proses penguatan masyarakat sehingga terwujudnya kabupaten Sigi yang tangguh 2025.
Ini menjadi suatu ilmu atau suatu kegiatan memang harus dipahami oleh masyarakat terutama kelompok PRB. Karena kalau tidak kita, Tentu sama-sama tidak memahami bagaimana ketika terjadi bencana.
“Baik bencana banjir, bencana gempa, tanah longsor. Semuanya ini terkait dengan bencana Ini,”ujar Saiful.
Sementara Koordinator Program, Marjoko mengatakan, dukungan dari YPI hendaknya dijadikan sebagai bagian dari dukungan pihak ketiga untuk memperkuat langkah dan program FPRB kedepan.
Selain peningkatan kapasitas YPI juga memberikan operasional kepada FPRB Kabupaten sigi agar dapat optimal memberikan penguatan kepada masyarakat. Karena menurutnya Kabupaten Sigi menjadi kawasan yang memiliki tingkat risiko tinggi terjadinya bencana alam.
Ditambahkan Marjoko, saat ini YPI di dukung Caritas Swiszland melakukan pendampingan di 24 desa Kecamatan Dolo Barat dan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi Sulteng.
“Mudah-mudahan apa yang diperoleh dalam latihan ini, bisa dipraktekkan dilapangan, Karena mereka merupakan ujung tombak bagaimana mereka mampu mengatasi bencana yang terjadi dilingkungannya masing-masing, “kata Marjoko kepada MAL Online, Kamis(8/7).
Lebih lanjut, Ia mengharapkan, kepada semua masyarakat, ini sebagai ajang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku, sehingga nantinya dapat melaksanakan seluruh upaya penanganan bencana baik pra, saat dan pasca, bencana.
“Kita sebagai salah satu organisasi kemanusiaan yang selalu siap bekerja membantu pemerintah, dan masyarakat kapan serta dimana saja pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, secara terus menerus wajib selalu memberikan edukasi ilmu, dan pengetahuan kebencanaan, agar masyarakat tidak mudah menjadi korban bencana,” tutup Marjoko. (IKRAM)