Vokalis Blackout Pukau Pengunjung Pesta Rakyat Boyaoge

oleh -
Aksi pangung vokalis band Blackoud, Azizi pada acara penutupan Pesta Rakyat Boyaoge, Ahad (04/03) malam (FOTO: FB FANY MADJIDO)

PALU – Aksi panggung Vokalis Band Blackout, Azizi yang memukau, menyedot perhatian ribuan penonton yang menyaksikan jalannya rangkaian kegiatan penutupan Pesta Rakyat Boyaoge (PRB), Ahad (04/03) malam.

Para pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan tersebut menyemut memadati sepanjang Jalan Beringin sampai depan panggung utama yang berada di depan Kantor Kelurahan Boyaoge.

Naik panggung dengan mengenakan kaos oblong berwarna abu-abu dan celana jeans, Azizi pun langsung mendapat teriakan serta tepuk tangan penonton, yang sudah lama berjubel menunggu penampilannya.

Momen ini pun tak disia-siakan penggemarnya, dengan mengabadikannya aksi panggung sang vokalis, baik dalam bentuk foto maupun video dari gawai masing-masing.

Penampilannya diiringi DPR Band yang digawangi Jojon pada Bass, Veki Fisher pada gitar melodi, Icung pada gitar rhytim, Omy keybord dan Inang Lawido penggebuk drum.

Di kesempatan tersebut, Azizi membawakan sekitar 10 lagu yang hits pada albumnya. Suasana pun menjadi larut ketika Azizi membawakan lagu melankolis, seperti “Selalu Ada”, “Resiko Orang Cantik” dan “Cintaku”.

Suasana pun menjadi meriah ketika Azizi membawakan salah satu lagu populer Iwan Fals yakni “Bento” yang membawa penonton ikut bernyanyi.

Azizi menutup penampilannya dengan lagu “Yang Kedua”,  lagu paling dinanti-nanti penggemarnya di Kota Palu.

Dia pun mengaku bangga dan berterima kasih bisa tampil di hadapan masyarakat Kota Palu, khusus Kelurahan Boyaoge, kampungnya para musisi.

Kegiatan yang diadakan Pemuda Boyaoge Bersatu (PBB) itu resmi ditutup, ditandai dengan pemukulan gimba oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Asri.

Dalam sambutannya, Asri menyebut bahwa kegiatan tersebut penting dilakukan karena berkaitan dengan misi Pemkot Palu untuk merevitalisasi dan melestarikan budaya bangsa, khususnya budaya Kaili yang memiliki tiga nilai, yakni kekeluargaan, kegotongroyongan dan toleransi.

“Semoga nilai budaya ini dapat dipertahankan,” harapnya.

Dia juga berharap agar kegiatan tersebut bisa ikut meningkatkan perekonomian warga. (IKRAM)