PALU – Pada Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 kali ini, media sosial memainkan peran penting dalam persaingan politik antar kontestan. Kampanye di media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling efektif untuk menyebarkan pesan dan mempengaruhi pendapat publik.

Namun disinformasi politik, berita palsu dan ujaran kebencian akan memberikan dampak buruk yang dapat menyebabkan konflik di masyarakat. Hal tersebut, menjadi tantangan berat yang harus diatasi oleh berbagai pihak.

Saat ini sudah ada tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mendaftar pada hari pertama tanggal 19 Oktober 2023.

Kemudian Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mendaftar di hari terakhir tanggal 25 Oktober 2023.

Melihat kondisi tersebut, DPD Projo (Pro Jokowi) Sulawesi Tengah sebagai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diketuai oleh Izhar Dg. Mapato, menyampaikan bahwa semua pihak tentunya tidak menginginkan disinformasi politik, berita palsu dan ujaran kebencian akan menjadi sumber masalah yang dapat menggerus kualitas demokrasi dan menyebabkan konflik di masyarakat.

“Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan literasi media, kita tidak hanya mengakses atau mengonsumsi berbagai informasi di media sosial, tetapi juga memiliki kemampuan mengevaluasinya secara kritis dan etis,” ujar Izhar.

Terakhir, Izhar Dg. Mapato menyampaikan bahwa pemilu ini adalah momen penting dalam sejarah demokrasi Indonesia, di mana warga negara memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin sendiri dan berkontribusi dalam proses demokratisasi.

“Sehingga menjaga pemilu damai merupakan keharusan dan kewajiban yang dimiliki segenap elemen masyarakat untuk terciptanya demokrasi yang berkualitas,” tandasnya. *