PALU- Sejak bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi serta pandemi Covid-19 produksi cokelat Sulteng yang dikelola oleh rumah cokelat binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami penurunan produksi. Selain produksi menurun, jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergabung juga sudah berkurang.
Asarudin salah seorang staf Rumah Cokelat Sulteng mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sejak lama memiliki rumah cokelat yang menampung produksi petani kakao di daerah Sulteng, rumah cokelat itu yang terletak di kawasan Jalan Setia Budi.
Rumah cokelat di Palu merupakan satu-satunya di Provinsi Sulteng, sayang sejak tertimpa bencana alam dan covid produksi cokelat tidak lagi seperti dulu.
“Sekarang produksi cokelat sudah menurun karena apa terjadi penurunan akibat jumlah IKM yang berkurang. Dulu anggota IKM yang terdaftar di rumah cokelat 60. Saat ini yang aktif hanya berkisar 18 IKM, banyak para IKM yang bermodal kecil sudah gulung tikar,” ujar Asarudin kepada MAL Online, Kamis (24/2).
Menurutnya, selain itu saat ini tidak ada lagi pengiriman luar daerah. Penjualan cokelat hanya di daerah Sulteng.
Untuk membangkitkan kembali produksi cokelat Sulteng, Asarudin mengimbau kepada IKM agar membeli cokelat produksi lokal di Rumah Cokelat. Cokelat produksi Sulteng juga tidak kalah berkualitas dengan produk dari luar daerah.
“Cokelat Sulteng dijamin harganya, jauh lebih murah dari pada produk luar daerah,” tandasnya.
Reporter: Irma
Editor: Nanang