Peringatan HUT ke-72 IBI Balut Dirangkai dengan Rakercab

oleh -
Ketua DPRD Sulteng, Nilam Sari Lawira, foto bersama para bidan (FOTO: media.alkhairaat.id/Iker)

BALUT – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Banggai Laut (Balut) memperingati HUT ke-72, sekaligus rapat kerja cabang (rakercab), Sabtu (30/09).

Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa, saat membuka kegiatan, mengapresiasi kinerja para bidan di Balut, utamanya dalam menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

“Para bidan juga merupakan garda terdepan menurunkan stunting. Kemarin itu pelayanan KB serentak, Balut mendapatkan juara satu,” ucap Bupati.

Ketua Panitia, Rosnida M. Dg. Salimung, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada bidan, agar selalu menjadi yang terbaik dan memberi pelayanan yang berkualitas.

“Kegiatan ini juga untuk mengapresiasi kegiatan-kegiatan semua bidan yang dan selalu menjadi garda terdepan dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Intinya mengevaluasi kinerja kita, di pengurus ranting, cabang, daerah dan pusat. Kami akan membuat usulan yang akan dibawa ke kongres nasional akhir bulan oktober hingga awal November nanti, “ jelas Rosnida.

Rosnida menerangkan, tantangan mereka selaku bidan dalam menekan angka kematian bayi dan ibu, adalah kondisi geografis. Seringkali pasien dari pulau-pulau tidak dapat dirujuk ke rumah sakit karena musim ombak.

“Apalagi di Tikon, ketika musim kencang, tidak bisa merujuk pasien. Jadi kita sudah antisipasi memang, Misalnya, tiga bulan sebelum lahiran kami sudah edukasi pasiennya untuk mendekatkan diri ke rumah sakit, kami siapkan rumah tunggu, atau rumah singgah yang difasilitasi Dinas Kesehatan. Itu dikhususkan untuk pasien-pasien yang beresiko dan harus melahirkan di rumah sakit,” terangnya.

Rosnida juga menegaskan terkait konsep kemitraan dengan dukun anak, guna menekan angka kematian ibu dan anak.

Kata dia, para dukun bersalin saat ini tidak lagi melayani persalinan, dan telah ada aturan tidak boleh melahirkan di rumah. Dukun yang membantu persalinan tetap harus dilakukan di fasilitas kesehatan (faskes) bersama bidan. Bidan menangani persalinan ibu dari pusar ke bawah dan dukun dari pusar ke atas.

“Tetapi masih ada dukun dan ibu yang akan bersalin tidak mau ke RS jadi harus kerja sama juga dengan ibu, agar melahirkan di faskes, supaya ketika ada risiko, bidan dapat melakukan penanganan,” tegas Rosnida.

Reporter : Iker
Editor : Rifay