Perindo Kritik Huntara dan Hutan Kota, Sebut Pemerintah Dosa Besar

oleh -
Penyintas Huntara Hutan Kota mengikuti Lomba Panjat Pinang yang digelar oleh DPW Partai Perindo Sulawesi Tengah, di Huntara Hutan Kota, Rabu (17/8). FOTO: IST

PALU – Ketua OKK DPP Partai Perindo Sulteng Yusuf Lakaseng mengatakan, memberikan kritikan terhadap pemerintah, karena hingga saat ini para penyintas bencana gempa 2018 masih banyak yang belum mendapatkan hunian tetap (Huntap) seperti yang dijanjikan oleh pemerintah.

Kritikan itu dia sampaikan pada acara lomba hias tumpeng Nasional yang dilaksanakan DPP yang diikuti DPW Perindo Sulteng dan gelaran panjat pinang di Hunian Sementara (Huntara) di Hutan Kota Palu berkerjasama dengan KOKAD (Komando Khusus Anak Deker) kota Palu.

“Wahai kalian yang sedang menjabat wali kota, gubernur, menteri dan presiden, tolong beri hak mereka. Dosa besar, bila membiarkan mereka dalam penderitaan di gubuk huntara yang dibakar oleh panas matahari yang terik setiap harinya,” ujar Ketua OKK DPP Partai Perindo Sulteng Yusuf Lakaseng, pada perayaan HUT Kemerdekaan RI DPD Perindo Sulteng, di Huntara Hutan kota Palu, Rabu (17/8).

Menurutnya, nampak benar dari wajah mereka yang lusuh, kalau mereka belum menikmati kemerdekaan itu.

BACA JUGA :  Debat Kandidat Digelar 21 Oktober, KPU Palu akan Siapkan Spot Nonton Bareng

“Memang musuh kita bukan lagi penjajah tapi kemiskinan,” ungkap Yusuf Lakaseng.

Lebih lanjut dia mengkritk pengelolaan Hutan Kota. Menurutnya, suasananya miris, sudah menjadi seperti lokasi proyek yang mangkrak. Padahal sesungguhnya jika dibangun tuntas Hutan Kota akan menjadi destinasi wisata, ruang kreatifitas anak muda dan tempat pertumbuhan UKM Kota Palu.

“Hari ini saya melihat bukannya UKM yang tumbuh malah rerumputan yang tumbuh liar di trotoar. Saya tanya pada warga di sana, ternyata Hutan Kota terbengkalai semenjak terjadi peralihan pemerintahan Kota dari Pak Hidayat ke Pak Hadi. Sayang sekali tidak terjadi kesinambungan pembangunan karena ketidakdewasaan para pemimpin, rivalitas politik lagi-lagi mengorbankan pembangunan dan rakyat, ujarnya.

Sementara ketua DPW Perindo Sulteng Mahfud Masuara mengatakan, Intinya kegiatan lomba internal partai DPW Perindo berupa panjat pinang ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakan kemerdekan Negara Indonesia ke 77 tahun dan Ada dua macam lomba yamg dilaksanakan secara virtual, online menggunakan aplikasi zoom. Lomba pertama, menghiasi tumpeng kemudian menyanyi lagu daerah, dengan tema central “PESTA RAKYAT KEMERDEKAAN OLEH PARTAI PERINDO”.

BACA JUGA :  Kenali Mobil Tangki “Putih Biru” Resmi Milik Pertamina dengan Scan QR Code

Dari dua rangkaian kegiatan tersebut di atas, DPW Partai Perindo Sulteng mengikuti lomba menghias tumpeng. Dari 34 DPW Partai Perindo se Indonesia menyajikan satu persatu hasil karyanya.

Lomba ini dinilai oleh tiga juri Nasional. Uniknya juri lomba menghias tumpeng ini sudah tentu tidak bisa menilai cita rasa, sebab ada di Jakarta. Namun sebagai Peserta Nomor urut 15, DPW Sulteng menampilkan hasil yang unik. Karena tumpeng yang pada umumnya menjulang layaknya piramida, justru tidak dibuat.

BACA JUGA :  Donor Darah di Lokasi Milad Alkhairaat, PMI Kumpulkan 38 Kantong

“Malah hasil karyanya tumpeng dibuat rata, dengan warna merah dan putih. Hal ini sebagaimana penyampaian PIC lomba, Nur’ana, yang juga ketua DPW Kartini Perindo Sulteng. Konsep tumpeng ini sengaja dibuat datar dengan dua warna, merah dan putih. Merah dari nasi goreng, dan putih nasi biasa, lalu di atasnya dituliskan dari ikan suir membuat peta Sulawesi dan tulisan DPW Sulteng.

“Untuk team menghias tumpeng ini ibu Ketua Kartini Perindo Sulteng dibantu dua orang pengurus yakni, Sunarsi, wakil ketua Bidang perempuan dan anak serta, Vany, wakil Bendahara,”sebutnya.

Durasi waktu yang diberikan oleh juri untuk menghias tumpeng ini 45 menit untuk 34 DPW Perindo Se Indonesia.

“Sampai dengan berita ini dibuat, belum ada pengujuman dari Juri Nasional, siapa yang mendapatkan ranking atas lomba tersebut,” ujar Mahfud Masuara.

Reporter: IRMA