Perilaku Menyimpang Homoseksual Penyumbang Terbanyak Penyakit HIV di Sulteng

oleh -
Ilustrasi

PALU- Hingga saat ini, perilaku homoseksual atau lelaki seks dengan lelaki (LSL) masih menjadi penyumbang terbesar penyakit HIV/AIDS. Berdasar data yang dipaparkan oleh Wakil Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulteng Alfina A. Deu, tahun tahun 2022 kasus HIV 67 persen LSL, tahun 2023 LSL mengalami penurunan hingga 57 kasus.

“Di bandingkan triwulan pertama 2022 dengan triwulan pertama 2023 orang dengan HIV berdasarkan populasi kunci atau Popkun di Sulteng (populasi kunci sebagai kelompok masyarakat yang tidak mudah dijangkau ), kasus HIV tidak mengalami perubahan yang banyak seperti tahun 2022 kasus HIV 67 persen terjadi pada lelaki seks dengan lelaki/LSL, tahun 2023 LSL Mengalami penurunan hingga 57 kasus,” katanya kepada media ini, dalam rilisnya, Kamis (13/7).

Namun fakta menarik dari rilis ini, tahun 2022 hanya 13 persen waria mengalami HIV. Sedangkan tahun 2023 kasus HIV pada waria menurun hingga 6 persen. Artinya, dari pasangan LSL penyakit itu menimpa lebih banyak kepada mereka yang tampak normal (red).

Adapun HIV terjadi pekerjaan seks (PS) 13 persen tahun 2022 sementara 2023 mengalami penurunan hingga 5 persen.

Kemudian, pasangan risiko tinggi (Risti) 13 persen begitu pula tahun 2023 masih berada pada angka 13 persen. “Untuk pasangan risiko tinggi tahun 2022 mencapai 2 persen dan tahun 2023 mencapai 13 persen,” terang Alfina A. Deu.

Untuk berdasarkan umur HIV diidap 61 persen dari golongan umur 25-49 tahun, 27 persen usia 20-24 tahun, 3,8 persen usia 15 tahun, 1,5 persen golongan usia 5-14 tahun dan 1,5 persen terdapat pada usia 4 tahun.

Reporter: IRMA
Editor: NANANG