PALU – Perguruan tinggi negeri dan swasta se- Sulawesi Tengah siap menggelar aksi kebangsaan melawan radikalisme Sabtu (28/10) mendatang, di Universitas Tadukalo Palu.
Panitia pengarah nasional aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme, Zainal Abidin menyatakan, perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Ristek-Dikti dan Kementerian Agama telah bersedia untuk ikut dalam aksi melawan radikalisme.
“Iya, semua telah sepakat untuk ikut dan bersama-sama dalam aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme,” ungkap Rektor IAIN Palu Zainal Abidin Senin,(23/10)
Bshkan Zainal menyebut, setiap perguruan tinggi telah bersedia untuk mengirim mahasiswa, dosen dan pegawai untuk bersama-sama mendeklarasikan aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme.
Ia menambahkan, panitia pengarah dan panitia pelaksana telah merampungkan persiapan pelaksanaan terkait sarana-prasarana pendukung. Aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme melibatkan pejabat negara setingkat menteri, kepala daerah, kepolisian dan TNI, hingga ormas-ormas dan OKP di Sulteng.
“Ada usulan untuk menghadirkan pejabat setingkat menteri yakni, Menteri Ristek-Dikti, Kemenag dan Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujarnya.
IAIN Palu sendiri akan mengirim kurang lebih 2.000 mahasiswa dari berbagai fakultas untuk ikut kegiatan tersebut.
Sementara Rektor Universitas Tadulako M Basir Cyio menyatakan Untad akan menghadirkan kurang lebih 10.000 mahasiswa, pegawai dan dosen pada aksi kebangsaan melawan radikalisme.
“Saya akan perintahkan seluruh fakultas untuk menyediakan 10.000 mahasiswa/ fakultas, untuk ikut pada aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme,” sebutnya.
Basir Cyio juga meminta panitia pelaksana agar segera meninjau lapangan pelaksanaan aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme di perguruan tinggi tersebut.
Rapat final cek aksi kebangsaan tersebut diikuti oleh 18 perguruan tinggi, serta bersedia mengirim atau mengutus perwakilannya. Universitas Alkhairaat bersedia mengutus 500 mahasiswa, STMIK Bina Mulia 500 mahasiswa, Poltekes Kemenkes
mengutus 500 mahasiswa. Sementara perguruan tinggi swasta Keagamaan, Kebidanan, perawat, kesehatan, sosial dan politik, akan mengirim 50 – 500 mahasiswa untuk ikut aksi melawan radikalisme. (NANANG IP)