OJK Sulteng Catat Pertumbuhan Positif dan Stabilitas Industri Jasa Keuangan Hingga Juli 2024

oleh -
Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo

PALU – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) melaporkan bahwa kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sulawesi Tengah hingga 31 Juli 2024 tetap stabil dengan kinerja positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Pertumbuhan ini didorong oleh beragam inisiatif edukasi keuangan, inklusi, serta perlindungan konsumen yang berkelanjutan.

Kepala OJK Sulteng, Triyono Raharjo, dalam keterangannya pada Kamis (26/9), menyebutkan bahwa seluruh indikator perbankan mencatatkan pertumbuhan positif year-on-year (yoy). Aset perbankan mencapai Rp71,70 triliun, tumbuh 16,30 persen, penyaluran kredit meningkat 22,69 persen menjadi Rp55,69 triliun, serta penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bertambah 7,46 persen menjadi Rp35,71 triliun.

“Kinerja intermediasi perbankan juga terjaga pada level tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 155,36 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap aman di 1,54 persen,” ujar Triyono Raharjo.

BACA JUGA :  BPJamsostek dan BPR Jalin Kerja Sama Perlindungan

Di sektor perbankan syariah, pertumbuhan signifikan juga tercatat. Aset perbankan syariah naik 17,27 persen menjadi Rp3,26 triliun, sementara pembiayaan syariah tumbuh 16,47 persen (yoy) menjadi Rp2,30 triliun, dan penghimpunan DPK syariah meningkat 36,65 persen menjadi Rp2,20 triliun.

Sementara itu, penyaluran kredit kepada UMKM pada Juli 2024 mencapai Rp16,74 triliun, naik 16,01 persen (yoy) dengan NPL yang terkendali di angka 2,73 persen. “Ini menunjukkan komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM di Sulawesi Tengah,” tambahnya.

Tak hanya sektor perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan kinerja positif. Perusahaan pembiayaan mencatatkan penyaluran sebesar Rp6,71 triliun, tumbuh 13,84 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing (NPF) yang terkendali di 2,04 persen.

BACA JUGA :  OJK Sulteng Dorong Peningkatan Inklusi Keuangan Masyarakat

Ia mengatakan, Pembiayaan peer-to-peer lending juga tumbuh pesat dengan outstanding pinjaman sebesar Rp 412,07 miliar, meningkat 51,26 persen (yoy), dan tingkat wanprestasi (TWP90) yang rendah di angka 1,34 persen.

Selain itu, sektor dana pensiun dan pasar modal juga mengalami pertumbuhan positif. Aset dana pensiun tumbuh 5,70 persen menjadi Rp101,70 miliar, sementara jumlah rekening investasi di pasar modal meningkat 58,26 persen (yoy) menjadi 130.220 rekening, dengan reksadana mendominasi 77,18 persen dari total rekening.

BACA JUGA :  Hoax! Kasus Cacar Monyet di Kawasan IMIP

Dengan kinerja yang terus menunjukkan tren positif ini, OJK Sulteng optimis akan stabilitas dan pertumbuhan industri jasa keuangan di wilayah Sulawesi Tengah ke depan.

Reporter: IRMA
Editor: NANANG