PALU – Dalam upaya meningkatkan minat baca di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Balai Bahasa Provinsi Sulteng meluncurkan 42 buku cerita dwibahasa yang memuat cerita-cerita lokal Sulawesi Tengah. Buku-buku ini ditulis dalam bahasa daerah dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dengan harapan dapat menarik minat anak-anak untuk membaca.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Asrif, mengungkapkan bahwa peluncuran buku-buku ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi di Sulteng. Dalam survei nasional, Sulteng berada di peringkat ketiga dari bawah dalam hal minat baca, yang menjadi keprihatinan bagi berbagai pihak, termasuk aktivis literasi, perpustakaan, dan lembaga pendidikan.

Mudah-mudahan 42 buku cerita dalam bentuk dwibahasa ini dapat memantik keinginan anak-anak untuk membaca, sehingga peringkat literasi kita tidak lagi berada di bawah,” ujar Asrif dalam acara peluncuran yang digelar di Aula MAN 2 Palu, Sabtu (28/12).

Buku-buku tersebut mengangkat cerita-cerita lokal yang kaya akan budaya Sulawesi Tengah, yang diharapkan tidak hanya meningkatkan literasi tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada anak-anak. Balai Bahasa juga telah merencanakan distribusi buku-buku ini ke berbagai sekolah di Sulawesi Tengah pada tahun 2024.

Asrif berharap upaya ini bisa membawa perubahan signifikan dalam meningkatkan minat baca anak-anak di daerah tersebut. Dia juga mengajak untuk harus optimis bahwa langkah kecil seperti ini dapat memberikan dampak besar. Semoga anak-anak semakin gemar membaca dan Sulteng bisa keluar dari peringkat rendah di tingkat nasional.

Reporter: Irma