Kesbangpol Palu kembali Gelar Pelatihan Agen Pemulihan Narkoba

oleh -
Kegiatan pelatihan intervensi berbasis masyarakat yang digelar Badan Kesbangpol Kota Palu, di Asrama Haji Transit Palu, Rabu (16/11). (FOTO: media.alkhairaat.id/Hamid)

PALU – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu kembali menggelar kegiatan pelatihan intervensi berbasis masyarakat, di Asrama Haji Transit Palu, Rabu (16/11).

Pelatihan tahap 2 ini dibuka secara daring oleh Deputi Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Riza Sarasvita dan diikuti 50 peserta yang berasal dari utusan 10 kelurahan di Kota Palu.

Kepala Badan (Kaban) Kesbangpol Kota Palu, Ansyar Sutiadi, berharap, peserta yang telah mengikuti pelatihan ini memiliki kepedulian dan kemandirian sebagai agen pemulihan untuk mengajak masyarakat di wilayahnya dalam memerangi narkoba.

“Kami menyadari bahwa dalam melawan peredaran narkoba ini adalah hal yang sulit, Kami yakin pihak kepolisian dan BNN sudah bekerja keras tapi memang faktanya narkoba masih banyak beredar di lingkungan kita,” ungkapnya.

Kata Ansyar, masih tingginya angka prevalensi narkoba di Kota Palu, maka pihaknya terus berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat agar semakin masif dan terstruktur dalam melawan narkoba ini

“Kalau kita tidak berusaha memeranginya secara terstruktur, maka akan semakin banyak generasi muda kita yang kehilangan masa depannya,” katanya.

Deputi Rehabilitasi BNN RI, Riza Sarasvita juga berharap, agen pemulihan yang dibentuk bisa membimbing dan membantu warga dalam upaya mengembalikannya pada kehidupan normal.

“Agen pemulihan nanti dapat membantu proses pemulihan warga yang terpapar dengan melakukan cara cara kehidupan yang sehat agar yang bersangkutan lebih produktif,” tuturnya.

Menurutnya, hal itu bukanlah pekerjaan gampang karena tidak semua keluarga memiliki karakter yang sama. Berdasarkan fakta, sejauh ini juga belum ada pendidikan khusus terkait rehabilitas pengguna narkoba.

“Tidak ada sekolah khusus atau fakultas apapun yang khusus terkait persoalan rehabilitasi. Untuk itu, komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan,” katanya.

Sementara itu, Kepala BNN Kota Palu, AKBP Baharuddin, mengatakan, kegiatan intervensi berbasis masyarakat adalah program prioritas nasional.

“Program ini untuk satu tahun anggaran. Yang didukung oleh BNN itu cuma untuk satu kelurahan saja atau lima orang,” jelasnya.

Dengan keterbatasan itu, pihaknya mencoba berkomunikasi dengan Pemkot Palu dalam hal ini Kesbangpol.

“Alhamdulillah, Wali Kota Palu membantu kita dalam program ini, dari yang hanya satu kelurahan per tahun, menjadi 30 kelurahan atau sebanyak 150 orang,” ujarnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay