PARIMO – Kementrian Pertanian melakukan panen padi nusantara di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan tindak lanjut program Presiden Joko Widodo satu juta hektare di seluruh Indonesia.

Panen raya tersebut dihadiri Staf Ahli Kementan, Erik Tamalagi, Wagub Sulteng, Mamun Amir dan Wabup Parimo, Badrun Nggai. Dipusatkan di Desa Suli, Kecamatan Balinggi, Sabtu (11/03).

Staf Ahli Kementan RI, Erik Tamalagi, mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor penghasil meskipun diterpa krisis apapun, sehingga dalam waktu dekat Harga Eceran Terendah (HET) dan Harga Eceran Tertinggi gabah akan dicabut oleh pemerintah.

“Pemerintah tidak pernah menutup mata terhadap apa yang menjadi persoalan-persoalan di lapangan khususnya petani,” ungkapnya.

Wabup Parimo, Badrun Nggai, menyampaikan terima kasih kepada Kementan RI yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulteng telah menetapkan Desa Suli, kecamatan Balinggi sebagai salah satu  lokasi program tersebut.

Ia menjelaskan, Parimo memiliki luas sawah sebesar 32.654,7 hektar dan telah difungsikan untuk menanam padi sebesar 29.270,7 hektar.

“Kami menarargetkan panen Padi pada bulan Maret ini seluas 10.257,45 hektar,” tegasnya.

Wagub Sulteng, Ma”mun, menuturkan pertanian dan perkebunan adalah usaha yang tidak pernah terkena resesi dan hasilnya paling menjanjikan, walaupun resesi, sektor itu tidak akan terpengaruh dengan itu.

Kata dia, terkait inflasi hal itu merupakan peran dari Bulog yang harus memperhatikan naik turunnya harga di pasaran.

“Jadi kalau harga itu di atas, Bulog lepas, kalau harga di bawah, Bulog punya kewajiban membeli, dan saran saya, Pemerintah Daerah punya hak untuk mengendalikan harga juga,” pungkasnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin