PALU – Kabar tidak mengenakkan datang dari, Ustaz Abdul Somad (UAS). UAS mengabarkan dirinya dideportasi oleh pihak Singapura. Hal itu disampaikan melalui akun instagram resminya, Senin (16/5).
UAS juga mengunggah foto dan video dirinya saat berada dalam ruangan.
“UAS di ruang 1×2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore,” tulis UAS dalam unggahannya.
Pada hari ini, UAS kembali mengunggah sebuah video yang mempetanyakan mengapa dirinya dideportasi.
“Itu lah yang mereka tidak bisa jelaskan. Pegawai Imigrasi tak bisa jelaskan, jadi yang bisa jelaskan mungkin Ambassador of Singapura in Jakarta. You have to explain to our community. Why did your country, your government reject us? Why did your government deport us? Kenapa? Apakah karena teroris. Apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Itu harus dijelaskan,” kata UAS dalam video di kanal YouTube Hai Guys Official, Selasa (17/5).
Masih dalam video itu, ia menceritakan momen sebelum dideportasi. Awalnya ia bersama keluarga dan sahabat hendak berlibur ke Singapura. Mereka tiba di Singapura pada Senin (16/5) siang.
Seluruh berkas mereka untuk masuk ke negara itu pun mereka sudah lengkapi. “Berkas lengkap semua. Udah lengkap ini. Arrival card, kartu untuk datang sampai masuk, semua lengkap semua, tak ada kurang satu apa pun. Udah lengkap semua. Udah sampai distempel Imigrasi, dia tidak stempel, karena langsung di-scan saja paspor, habis itu kemudian cap jempol, habis itu pas mau keluar, saya terakhir, sahabat saya keluar, istrinya sudah, anaknya sudah, ustazah sudah, anak saya sudah, saya yang terakhir. Begitu selesai mau keluar, baru itu tas ditarik, masuk,” ungkap UAS..
Menurutnya, tas ini sebetulnya tas istrinya berisi keperluan bayi. Namun petugas itu tak memberikan tas itu.
Petugas itu pun bertanya kepadanya soal kunjungan ini. UAS pun mengaku hendak berlibur bersama keluarga serta sahabat. Namun, petugas itu justru menjemput rombongan UAS yang awalnya telah diizinkan masuk. Mereka pun dibawa ke dalam ruang pemeriksaan Imigrasi.
Meskipun demikian, petugas masih memisahkan ruang antara dirinya dengan rombongan keluarganya.
“Saya dimasukkan ke dalam ruangan, lebar semeter, panjang dua meter, pas macam liang lahat. Satu jam saya di situ,” imbuhmya.
Sejam di ruangan itu, ia kemudian dipindahkan dan bergabung dengan rombongannya. Mereka ditahan beberapa jam sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia.
“Setengah lima sore, kapal terakhir baru dipulangkan. Memang lah orang ini luar biasa,” singgungnya.
Reporter: NANANG