PALU – CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola, di ruang kerja gubernur, Senin (25/05).

Pertemuan tersebut dalam rangka mendiskusikan mengenai kegiatan pertambangan PT Vale di wilayah Sulteng.

“Nikel punya andil besar untuk menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan. Sehingga bagi kami, misi keberlanjutan ini harus diterapkan pula dalam proses penambangan dan pengolahan nikel,” kata Febriany.

Menurutnya, wilayah konsesi PT Vale di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali. Proyek pengembangan di Blok ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau smelter.

Menurutnya, kegiatan penambangan akan dioperasikan oleh PT Vale dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar 140 juta dollar AS. Sementara untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, PT Vale berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar 1,8 miliar dollar AS.

Untuk pembangunan smelter, PT Vale telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) yang saat ini telah memperoleh Izin Usaha Industri.

“Pabrik ini rencananya akan dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari China. Proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional untuk tahun 2021,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja. Sementara untuk kegiatan di pabrik pengolahan, pihaknya memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi dan sekitar 3.700 ketika smelter sudah beroperasi.

“PT Vale menganut sistem rekrutmen tenaga kerja berbasis kompetensi dan dilakukan secara berjenjang. Seleksi tenaga kerja selalu diawali dengan talenta lokal, sebelum beranjak ke siklus berikutnya, yaitu rekrutmen regional dan nasional. Sebagai Perusahaan yang mengedepankan keberagaman dan inklusi, PT Vale menerima talenta dari beragam latar belakang, selama memenuhi kompetensi yang disyaratkan,” urainya.

Febriany juga memberi gambaran sekilas mengenai Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah dilakukan PT Vale di blok Bahodopi, termasuk rencana untuk segera menandatangani nota kesepahaman antara PT Vale dan CIKASDA terkait instalasi pengelolaan air.

Sementara Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, berharap agar PT. Vale dapat segera melakukan kegiatan atau operasi. Ia juga berharap PT. Vale Indonesia Tbk dapat memberikan dampak terhadap pembangunan Sulteng.

“Saya selalu bicara keras agar keberadaan 18 smelter yang ada bisa memberikan dampak terhadap APBD Sulteng, karena selama ini dampak smelter tersebut tidak memberikan dampak terhadap APBD Sulteng,” ujar Longki.

Reporter : Irma
Editor : Rifay