Kakanwil Kemenag Sulteng, Abdullah Latopada

PALU – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada memaknai peringatan Haul Pendiri Alkhairaat, Al-Alimul Allamah, HS. Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua) sebagai peringatan atas jasa dan kebaikan Guru Tua. Kata dia, jasa dan kebaikan itulah yang menjadi catatan dalam hidup dan kehidupan sang Guru Tua.

“Habib Idrus bin Salim Aljufri telah meninggalkan jasa kebaikan kepada seluruh masyarakat di kawasan timur Indonesia, khsusnya di Sulteng,” kata Kakanwil, Jumat (07/07).

Selain penabur kebaikan, Guru Tua juga merupakan tokoh kerukunan umat beragama. Dia mencontohkan kondisi di daerah Kulawi, Kabupaten Sigi, dimana pengurus Alkhairaat-nya tidak hanya umat muslim, tapi juga dari nasrani. Tak hanya itu, Guru Tua bahkan menjadikan seorang tokoh nasrani di zaman itu yang dikenal dengan Guru Ento untuk mengajar di Alkhairaat.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat yang ada di Kulawi mengenal Guru Tua sebagai orang yang dapat diterima di tengah masyarakat, karena telah mengajarkan kebaikan-kebaikan untuk kepentingan orang banyak.

“Guru Tua menunjukan kepada siapa saja, kita tidak boleh melihat latar belakang agama seseorang,  tetapi melihat ilmu yang diajarkannya. Nah Pak Ento ini adalah simbol kerukunan yang diperlihatkan oleh Guru Tua,” jelasnya.

Khusus di Tanah Kaili ini, lanjut Kakanwil,  Guru Tua telah menyatukan perbedaan suku asli Kaili dengan kalangan Arab sendiri.

Di luar Sulteng, kata dia, kalangan Arab sangat menunjukan sekali perbedaan antara Sayyid (keturunan Rasulullah) dan Masya’i. Namun disini, Guru Tua malah merangkul orang pribumi.

“Seperti di Sulteng dan Maluku Utara, saya mendapatkan cerita dari para Sultan disana, bahwa Guru Tua juga melibatkan warga. Hal ini dikuatkan dengan syair-syair yang ditinggalkannya yang mengartikan bahwa Alkhairaat ini untuk kita, bukan untuk siapa. Dengan seperti inilah Guru Tua dikenang, sifat-sifat kebaikan dia, kesederhanaannya, membuat Guru Tua bisa diterima oleh semua orang,” ungkapnya.

Kata dia, sosok Guru Tua sekaligus memberikan contoh bagi kita bahwa dirinya adalah tokoh yang ucapannya sesuai  dengan apa yang dipraktekkannya.

“Jika kita semua, khususnya pemimpin menjalankan perkataan sesuai dengan perbuatannya, pasti rakyat akan mencintai,” tambahnya.

Dia mengajak kepada masyarakat yang ingin selalu dikenang agar meneladani Guru Tua, salah satunya terus menghidupkan pendidikan-pendidikan Alkhairaat dimanapun berada.

“Apa yang harus kita lakukan agar kita dikenang, adalah menghidupkan Alkhairaat dimanapun kita berada. Apakah melalui pemikiran, tenaga, atau finansial karena yakin dan percaya akan menjadi pahala disisi Allah SWT,” tutupnya. (YAMIN)