SIGI – Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata, mengaku khawatir dengan kondisi pelajar yang ada di daerahnya itu. Bupati menyayangkan, anak-anak usia sekolah telah ramai mengosumsi barang haram, yakni narkoba dan sejenisnya.
Meski demikian, Irwan menaruh perhatian besar kepada pondok pesantren sebagai kekuatan untuk menjadi garda terdepan menangkal tiga isu tersebut.
“Ketika diambil sampel, bahkan ada murid perempuan terdapat 16 orang dites narkoba kemarin, itu wilayah seberang kemarin. Kemudian anak-anak usia SMP yang didapat memakai hal-hal tersebut,” ungkap Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata, dalam peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, Sabtu (21/10) malam.
Dia mebambahkan, santri merupakan benteng masa depan untuk menangkal tiga isu nasional, yakni, radikalisme, terorisme dan narkoba. Pesantren adalah wadah untuk menguatkan karakter dan mental anak bangsa.
Bupati yang dikenal dengan jargon Satu Jiwa ini, menyebut andai tak ada pondok pesntren dapat dipastikan ke depan nasib anak bangsa akan semakin terpuruk.
“Nah ini semua yang membuat kekhawatiran kami, sehingga konsep dan Sigi berzikir ini harus benar masuk.
“Dalam tahap ini, melakukan penguatan. Program ini diharap mampu masuk ke semua lini pendidikan yang di daerah ini,” ungkapnya.
Dia berharap, ketika Sigi berzikir ini masuk ke ruang-ruang sekolah, diharapkan mampu menangkal tiga isu nasional tersebut. Karakter anak bangsa harus dikuatkan, mulai dari kegaiatan khsusus dari pendidikan pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan mitra kerja pemerintah secara khusus.
“Untuk tahun ini kita mendapatkan tiga, Insya Allah tahun depan kita mendapatkan sepuluh. Dan mungkin, kendaraan bis ini jumlahnya muatannya sekitar 16 orang. Dipake untuk kegaiatan dakwah dan anggaran bahan bakarnya dari Pemda siapakan,” ujarnya. (NANANG IP)