Bronjong Sungai Puna Jebol Diterjang Banjir

oleh -
Tampak bronjong Sungai Puna jebol sepanjang 10 meter akibat diterjang banjir. (FOTO: MAL/MANSUR)

POSO – Baru dua bulan rampung dikerjakan oleh pihak PPK 10 , BPJN XIV wilayah Sulteng, beroncong penahan air atau tanggul yang membentang di sungai Puna ,kecamatan Poso Pesisir pada pada Rabu (28/02) malam, jebol. Bronjong penahan air atau yang berada sekira 15 meter dari badan jembatan, jebol diterjang banjir pada sisi sebelah timur sepanjang 10 meter atau sepertiga dari panjang keseluruhan bronjong.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun satu pondok milik warga hanyut terbawa arus serta puluhan meter lahan kebunan warga rusak. Lokasi sungai yang berada tepat disamping jalan kantong produksi kebun warga juga ikut tergerus banjir pasca jebolnya kawat bronjong.

Berdasarkan penuturan David (30) warga Kelurahan Kasiguncu, pada akhir tahun 2017 lalu, bronjong tersebut dibangun oleh PPK 10, BPJN XIV wilayah Sulteng dengan tujuan untuk menaikan permukaan dasar sungai yang selama ini semakin menipis terkikis air khususnya yang berada tepat di bawah jembatan Puna, mengakibatkan telapak dan tiang pancang pada pondasi jembatan puna telah berada di permukaan dasar sungai atau mulai tergantung dan berbahaya.

David menambahkan, selesai pembangunan bronjong, kekhawatiran bakal jebolnya beronjong sungai Puna ini memang sudah terlihat sejak awal pengerjaannya. Pasalnya, selain kondisi  sungai Puna itu sendiri yang tidak bisa diprediksi, juga penggunaan material batu yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi standar batu isian bronjong alias hanya menggunakan batu sungai ukuran kecil yang ada di sekitar lokasi pekerjaan.

“Awalnya saja dilihat ada mobilisasi batu kali ukuran besar, selanjutnya hingga pekerjaan selesai sudah tidak ada lagi. Tapi proses pengisian anyaman kawat bronjongnya berjalan terus dengan menggunakan satu unit alat berat jenis excavator. Bukan hanya itu saja, kuat dugaan ada salah perencanaan dalam proyek ini,” ungkap David.

Terpisah, Wahyudin (40), tenaga pengawas lapangan proyek tersebut yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, menepis adanya kesalahan atau kontruksi bronjong yang tidak sesuai standar. Dijelaskannya, proses pemasangan bronjong sepanjang 110 meter di Sungai Puna, pihaknya telah melakukan over volume pekerjaan, khususnya dalam perhitungan awal jumlah kubikasi batu yang dibutuhkan.

Ditanya soal siapa yang akan bertanggung jawab atas jebolnya beronjong sungai Puna tersebut, Wahyudin mengakui pihaknya dalam waktu dekat akan segera melakukan perbaikan. Kata dia, perbaikan yang akan dilakukan bukan hanya terhadap bronjong yang jebol, tetapi ada penambahan bronjong dengan posisi memanjang pada kedua sisi kanan dan kiri depan abutmen jembatan Puna, kemudian dihubungkan dengan ujung bronjong yang ada saat ini.

”Jebolnya bronjong murni karena terjangan banjir, bukan karena fisik bangunan yang tidak sesuai. Langkah awal penanganan, akan dilakukan perbaikan secepatnya sambil menunggu anggaran rencana pembangunan selanjutnya yang sudah diajukan sebelumnya,’’ jelas Wahyudin.

Diketahui, pekerjaan bronjong sepanjang 110 meter di sungai Puna telah selesai dikerjakan akhir bulan Desember 2017 dengan menelan anggaran sebanyak Rp300 juta. Anggaran tersebut  diluar pengadaan kawat bronjong.

Keberadaan proyek tersebut sifatnya emergency untuk mengantisipasi ambruknya jembatan Puna sebagai salah satu jembantan penghubung Jalan Trans Sulawesi. (MANSUR)