PALU- Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyebutkan peluang kerja luar negeri sangat besar.
Bagi warga ingin mengetahui segala informasi dan keabsahan serta rekam jejak perusahaan tenaga kerja dapat mengakses melalui website, https://www.bp2mi.go.id atau ingin tahu peluang kerja dapat mengakses https://jobsinfo.bp2mi.go.id.
“Jepang saja misalnya untuk lima tahun kedepan 2019-2024 membutuhkan Rp70 ribu pekerja. Dan BP2MI baru bisa menempatkan 4 ribuan pekerja dan hal ini harus ditangkap stake holder pemangku kepentingan didaerah,” kata Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani usai melaksanakan sosialisasi peluang kerja luar negeri, di kafe Ansor, Kota Palu, Jumat (21/1).
Ia mengatakan, anak-anak bangsa saat ini mengalami kesulitan lapangan kerja, pengangguran meningkat sebab pandemi. “Salah satu cara untuk mendapat pekerjaan adalah di luar negeri,” katanya.
Bahkan kata dia, bagi warga terkendala dalam masalah finansial, untuk memenuhi pembiayaan segala syarat yang dipersyaratkan untuk dapat berangkat, bisa mengajukan kredit tanpa agunan (KTA) di Bank Nasional Indonesia (BNI).
“Dengan bunga sangat rendah, tanpa menjual harta milik keluarga,” ucapnya.
Dia memaparkan, pihaknya sudah turun ke 23 provinsi dan melakukan memorandum of understanding dengan pemerintah kabupaten/kota.
“Untuk Itu perlu dilakukan sosialisasi cukup masif, hingga ke kantong-kantong pekerja migran,” bebernya.
Dia menjelaskan, bekerja itu adalah hak sebagai warga negara. Pemerintah harus memfasilitasi. Bahkan proses untuk berangkat itu mudah. Hanya dibutuhkan kesabaran mereka untuk mengikuti pelatihan.
“Pelatihan ini penting agar mereka memenuhi kompetensi, baik keterampilan maupun kemampuan berbahasa,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, jika mereka memiliki modal keterampilan dan kemampuan berbahasa, otomatis mereka akan mendapatkan bayaran sangat tinggi di tempat pekerjaan. Sekaligus aspek perlindungan semakin kuat dari negara-negara penempatan.
Ia juga menyarankan untuk bekerja luar negeri, sebaiknya secara legal. Sebab jika ilegal risikonya tinggi seperti gaji tidak dibayarkan, mendapat perlakukan kasar
Dia tak menampik adanya calo-calo dan perusahaan ilegal memberangkatkan, pekerja migran Indonesia. Problematika di lapangan begitu kompleks yang dihadapi pekerja migran. Dimulai bagaimana mereka dimangsa sindikat ijon rente dan menjadi mangsa penempatan ilegal semua dikendalikan oleh sindikat.
“Sayangnya praktik ini sudah berlangsung lama dan negara dituduh tidak berdaya dan oknum-oknum yang memiliki atribut kekuasaan l, bahkan diduga kuat menjadi bagian dari sindikat itu,” katanya.
Maka dari itu, pihaknya melakukan pencegahan dengan cara apapun, sekuat tenaga dan daya upaya. “Tidak boleh ada satu orangpun anak bangsa diperjualbelikan, oleh siapapun. Mengatas nama apapun, merek sindikat mafia,” sebutnya.
Lebih lanjut menurutnya, Negara ini punya aparatur penegak hukum. Naif kalau negara ini kalah dengan bandit para mafia dan sindikat.
” lNegara harus hadir dan hukum harus bekerja. Kalau negara hadir dan berpihak kepada pekerja migran Indonesia (PMI), hukum bekerja untuk menyeret dan memenjarakan para mafia, dirinya, yakin pelan dan bertahap mereka akan hilang,” jelasnya.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Nahdatul Ulama (NU) Sulteng, Dr Lukman Tahir mengatakan, Nahdlatul Ulama mengapresiasi semangat yang menjadi visi dari BP2MI.
Menurutnya, NU menjadi bagian dari menjaga, untuk mengawal sekaligus bisa memberikan pemahaman kepada pekerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri.
Untuk itu pihaknya akan menindaklanjuti dalam bentuk kerjasama. NU akan menjadi duta perlindungan pekerja migran Indonesia dengan melibatkan pemuda Ansor.
“Kegiatan sosialisasi ini merupakan breakdown dari kerjasama BP2MI dan PBNU, dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat di Sulawesi Tengah, ketika mereka bekerja ke luar,” tandasnya.
Reporter: Ikram/Editor: Nanang