Korban Banjir di Pengungsian Masih Butuh Logistik

oleh -
Korban banjir yang masih bertahan di pengungsian. (FOTO: MAWAN)

PARIMO – Korban banjiri bandang di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah yang masih bernaung di posko pengungsian, masih membutuhkan bantuan logistik untuk kebutuhan sehari-hari.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, Nyoman Adi, Jumat (17/07), menjelaskan, hingga kini stok logistik di posko pengungsian masih terpenuhi, karena bantuan dari berbagai pihak terus mengalir.

“Berdasarkan laporan yang kami terima beberapa hari terakhir, banyak bantuan masuk di pengungsian,” ungkapnya.

Sejauh ini, kata dia, belum ada korban banjir di posko pengungsian yang terpapar diare maupun penyakit-penyakit lain yang umumnya menyerang pada kondisi tanggap darurat bencana.

Di situasi tanggap darurat ini, lanjut dia, pemerintah setempat juga telah mendirikan posko-posko kesehatan di sejumlah titik yang dianggap cukup parah, termasuk pemantauan oleh pihak petugas kesehatan di 13 desa terdampak.

“Tiga desa yang terdampak parah, yakni Desa Boyantongo, Desa Olobaru Kecamatan Parigi Selatan dan Desa Olaya Kecamatan Parigi,” bebernya.

Data sementara yang dirilis BPBD Parimo, sekitar 3.797 jiwa atau 1.027 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir, 84 di antaranya lansia, 10 ibu hamil, 82 balita dan 18 bayi serta lima penyandang disabilitas.

Bencana banjir juga merusak sekitar 75 rumah warga, terdiri 67 rumah rusak berat, tiga rusak sedang, lima rusak ringan.

Selain itu, terdapat 22 rumah hanyut terseret banjir, 118 rumah terancam dan 361 rumah terendam dan memaksa 1.638 jiwa atau 429 KK mengungsi dengan kerugian materi yang ditaksir mencapai Rp5,5 miliar.

“Ada penambahan data korban banjir hari ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk tanggap darurat terhitung 14 hari sejak kejadian banjir Jumat (11/07) malam lalu. (MAWAN)