Kemenag dan Pokjaluh Gelar Zikir dan Sholat Taubat

oleh -
Zikir yang dilaksanakan Kemenag dan Pokjaluh Provinsi Sulteng diwarnai tangis dan haru oleh peserta (FOTO : MAL/YAMIN)

PALU – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) melalui Seksi penerangan Islam bekerjasama dengan Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Provinsi Sulteng, melaksanakan zikir bersama, sholat taubat, pembacaan do’a tahlil korban bencana Likuifaksi, gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parimo 28 September 2018 lalu.

Kegiatan itu dilaksanakan di halaman Kantor Kanwil Kemenag Sulteng, Selasa (13/11) pagi. dihadiri pejabat dan ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, Kemenag Kota Palu, Sigi, Donggala, Pokjaluh dan sejumlah majelis ta’lim.

Zikir yang dilaksanakan Kemenag dan Pokjaluh Provinsi Sulteng diwarnai tangis dan haru oleh peserta (FOTO : MAL/YAMIN)

Mewakilan panitia, Muhammad Ramli, menyampaiakan, kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka  recovery mental spiritual, pasca bencana alam di Kota Palu, Sigi dan Donggala.

Kata dia, sebagian besar yang selamat dari bencana harus mensyukuri, walaupun ada beberapa sahabat atau keluarga menjadi syahid dalam peristiwa 28 September 2018.

“Semua itu kita iklhaskan, karena itu adalah cara Allah SWT memberikan predikat syahid dan syahidah kepada keluarga kita yang menjadi korban dalam bencana ini.

“Peristiwa ini juga menjadi cara Allah SWT memberikan peringatan bagi kita yang masih selamat, semoga dengan bencana ini menjadikan kita lebih mendekatklan diri kepada Allah SWT,” tambahnya.

Ramli menyampaikan bahwa bencana yang baru saja melanda agar dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.  Agar menjadi anugerah bagi kehidupan karena bisa mendekatkan kepada Allah SWT. Sebaliknya, jika bencana tidak cukup membuat umat mendekatkan diri kepada Allah, maka itulah bencana sesungguhnya.

“ Oleh karena itu saya mengajak kepada kita semua dan kepada diri sendiri menjadikan bencana ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Kakanwil, H. Rusman Langke menyebut, moment kegiatan itu sangat tepat dijadikan salah satu upaya untuk merecovery spiritual mental. Memotivasi kepada  semua ASN, umat yang percaya kepada Allah SWT.  Bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.  Sehingga ini sangat penting kita kenang kembali, dan tentu  dengan moment kita bedoa, zikir kepada Allah SWT. Insya Allah hal seperti itu Allah akan jauhkan lagi di negeri yang sangat kita cintai ini.

“Ini suatu kesyukuran, pada hari ke 47 pasca bencana 2018 September lalu,  hari ini kita kenang dengan satu kegiatan kerjasama dengan teman-teman kemenag Kota Palu, Sigi dan Donggala dan  Pokjaluh Provinsi Sulteng,” katanya.

Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, H. Rusman Langke beserta sejumlah pejabat eselon III di lingkungan Kemenag Sulteng terlihat khusus melatunkan kalimat zikir yang dipimpin Habib Hasan Alhabsy (kiri) kegiatan tersebut dilaksanakan Kemenag dan Pokjaluh Provinssi Sulteng, dalam rangka mengenang bencana yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala 28 September 2018 lalu. (FOTO : MAL/YAMIN)

Kakanwil mengajak,  sebagai umat  yang percaya pada Allah yang maha kuasa, harus selalu bertawakal kepada Allah.  Tidak boleh larut dalam kesedihan,  harus bangkit kembali. Tanamkan pada diri bahwa  semua itu ujian dari yang maha kuasa.

“Kalau kita sudah yakin Insya Allah kita serahkan semua itu pada Allah SWT. Tawakal sebab ini semua sudah ditakdirkan, karena dalam konsep ajaran kita tentu takdir ini harus kita percayai. Saudara-saudara kita keluarga besar kita Kanwil Kemenag yang telah korban dalam catatan itu 7 orang yang meninggal.  Anggota keluarganya 24.  Ini semua adalah takdir Allah SWT.  Konsep itu yang harus kita pahami sebagai umat beragama,  sehingga kita tidak larut dalam kesedihan,” imbuhnya.

Zikir tersebut dipimpin Habib Hasan Alhabsy dan tausiah disampaikan oleh, Kepala Kemenag Kabupaten Donggala, H. Moh. Junaidin. (YAMIN)

 

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.