FPTI Palu Siap Gelar Panjat Dinding Tingkat Nasional

oleh -
Persiapan panitia FPTI Palu

PALU – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Palu bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat akan menyelenggarakan kejuaraan panjat dinding tingkat nasional di Kota Palu.

Kejuaraan tersebut merupakan salah satu olahraga yang diperlombakan dalam rangka meramaikan momen Pekan Budaya Indonesia (PBI) yang rangkai dengan  Festival  Pesona Palu Nomoni (FPPN) yang berpuncak tanggal 22 sampai 27 September 2017.

Pegurus FPTI Kota Palu, Jikran ditemui disela-sela persiapan di Anjungan Nusantara, Ahad (17/09), mengatakan secara umum persiapan panitia sudah mencapai 90 persen. Semua fasilitas yang disiapkan panitia telah memenuhi standar nasional, yakni terdiri dari lima dinding, 14 matras, ruang pemanasan, ruang karantina dan toilet.

“Jadi tinggal finishing,” katanya.

Menurutnya, kejuaraan itu akan mempertandingkan lima kategori, yaitu umum putra-putri, pelajar putra, mahasiswa putra dan spider kids putra.

Terpisah, Ketua Panitia, H. Nanang mengatakan, hingga saat ini sekitar 100 peserta yang sudah mendaftarkan diri. Mereka berasal dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota di Sulteng. Mereka yang mendaftar hanya dibebani uang pendaftaran sebesar Rp50 ribu per orang dengan total bonus Rp20 juta.

“Yang sudah memastikan diri dari Kalimantan Timur 2  orang, Jawa Tengah  1 orang, Sulawesi Selatan 15 orang, Kabupaten Banggai 5 orang, Parimo 15 orang, Poso 5 orang, Morowali 4 orang, Sigi 10 orang dan Kota Palu 15 orang. Dari nama-nama yang sudah mendaftar, ada beberapa atlet nasional. Kemungkinan pesertanya akan terus bertambah karena pendaftaran masih terus dibuka sampai technical meting tanggal 22 September 2017 nanti,” katanya.

Ketua FPTI Kota Palu itu menambahkan, kejuaran berskala nasional itu baru pertama kali dilaksanakan oleh FPTI di Sulteng, sehingga diharapkan bisa menjadi spirit untuk membangkitkan semangat  atlet muda panjat dinding Sulteng, khususnya Kota Palu.

Kegiatan itu juga akan melibatkan pengurus FPTI Pusat yang berperan sebagai pembuat jalur. (YAMIN)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.