Ayo Peduli Palestina, Mari Rebut Al-Aqsa

oleh -
Peserta aksi solidaristas untuk Palestina sedang menggelar Shalat Ashar berjamaah di depan Gedung DPRD Sulteng, Jumat (28/07). (FOTO: MAL/YUSUF)

PALU – Tindakan biadab zionis Israel merebut Masjid Al-Aqsa Palestina, menuai kecaman dari berbagai penjuru dunia.

Di Sulteng, ratusan umat muslim turun ke jalan menggelar aksi damai sebagai bentuk kepedulian dan diharap menjadi penyemangat muslim Palestina untuk merebut kembali Masjid Al Aqsa.

Ratusan umat muslimin itu dikoordinir Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) yang dipimpin Habib Sayyid Husen Alhabsyi.

“Ini bentuk kepedulian kami dengan situasi di Palestina yang semakin mencekam,” kata Ketua DPW HPA Sulteng itu.

Menurutnya, sebagai pemuda muslim, sudah sepatutnya mendukung umat muslim lainnya yang mengalami penindasan, kekerasan dan penyiksaan. Walaupun tidak secara nyata berperang melawan musuh, paling tidak menyuarakan dukungan itu melalui lembaga pemerintahan.

Itulah sebabnya lanjut dia, setiap negara memiliki perwakilan di negara lain, sama halnya dengan perwakilan pemerintahan pusat di daerah, termasuk lembaga perwakilan rakyat atauDPRD.

“Sudah menjadi tugas pemerintah, termasuk legislatif untuk menyampaikan suara kita kepada pemerintah pusat,” tegasnya.

Sementara Forum Solidaritas Muslim Untuk Palestina (FSMUP) Provinsi Sulteng, menyatakan, serangan biadab syaitan-syaitan Israel terhadap umat muslim Palestina, tidak bisa ditolerir.

“Kami mengimbau kepada pemerintah untuk menyatakan perang melawan Israel dan sekutunya, serta membuka pendaftaran jihad untuk membantu pejuang-pejuang Palestina di Gaza,” kata Koordinator Aksi Damai, FSMUP Sulteng, Fahmi Umar.

Selanjutnya, kata dia, Indonesia harus memboikot produk-produk Yahudi (Amerika-Israel),  mendukung perjuangan Hamas untuk melakukan perlawanan terhadap kaum kafir Israel.

“Kami juga mengimbau masyarakat muslim untuk berhati-hati dengan mata-mata kafir dan kaki tanganya dengan kelicikan. Berbagi isu-isu propaganda Amerika yang telah menyebar di  lingkungan kita, sehingga membuat perpecahan,” tuturnya.

Terakhir, kata dia, Amerika, Yahudi dan Israel adalah teroris yang sesungguhnya.

“Teroris yang mereka propagandakan tidak lain adalah umat Islam, padahal merekalah teroris yang sesungguhnya. Jihad tidak pernah mengenal menyerah, tidak pernah kalah sampai mati pun. Musuh kita yang nyata adalah kaum kafir Israel,” tandasnya.

Israel memasang detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa di Jerusalem setelah dua petugas polisi ditembak mati pada 14 Juli lalu. Hal ini memicu bentrokan berdarah antara Israel dan Palestina selama bertahun-tahun.

Lonjakan ketegangan dan kematian tiga orang Israel dan empat orang Palestina dalam kekerasan pada hari Jumat dan Sabtu lalu telah memicu alarm internasional. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mengadakan sebuah pertemuan untuk mencari cara guna menurunkan ketegangan.

Presiden Mahmoud Abbas memutus komunikasi resmi dengan Israel dan kritik internasional memberi tekanan pada Israel.

Tekanan kepada Netanyahu semakin besar menyusul insiden penembakan fatal di kedutaan Israel di Yordania pada hari Minggu. Seorang petugas keamanan Israel diserang dan menembak mati dua orang Yordania.

Yordania adalah penjaga situs suci umat Islam di Jerusalem, yang oleh orang Yahudi dipuji sebagai sisa dua kuil kuno mereka dan yang berada di antara wilayah Jerusalem Timur. Wilayah ini direbut Israel dalam perang 1967 dan dianeksasi sebagai ibukotanya dalam sebuah langkah yang tidak diakui dunia internasional. (YUSUF/IKRAM)