359 untuk Perusahaan, 10.7 untuk Daerah

oleh -
Hydro Operation Supervisor PT Vale Indonesia, Sukardi Lanang, memberikan penjelasan terkait, kapasitas, tegangan dan tipe bendungan, di ruang kontrol Bendungan PLTA Balambano, jum’at (29/03) (FOTO : MAL/YAMIN)

SOROWAKO – Perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia PT. Vale Indonesia Tbk, memiliki tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian perusahaan.

PLTA tersebut, yakni PLTA Larona, PLTA Balambano dan PLTA Karebbe.  Ketiganya mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 365 megawatt.

Hydro Operation Supervisor PT Vale Indonesia, Sukardi Lanang, jum’at (29/03) mengatakan, 365 megawatt itu tidak keseluruhan untuk perusahaan, tapi dibagi untuk masyarakat Kabupaten Luwu Timur (Lutim).

“Pemakaian kita hanya 359,3 megawatt,  sisanya 10,7 megawatt kita berikan ke pemerintah kabupaten Luwu Timur yang dikelola PLN. Kemudian PLN membayar listrik itu  setiap tahun Rp40 miliar, tapi uangnya itu tidak lagi ke kami, kami serahkan ke Pemkab dengan status hibah,” jelasnya.

Dijelaskannya, PLTA Larona memiliki tiga unit turbin dan telah beroperasi sejak 1979 dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 megawatt, dengan kapasitas turbin 65,44 – 67,05 megawatt. PLTA Balambano, dibangun tahun 1995 dan beroperasi tahun 1999, memiliki dua turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 110 megawatt dengan kapasitas 67,7 – 68,5 megawatt.  PLTA Karebe, memiliki dua turbin dan telah beroperasi sejak Oktober 2011 dengan produksi daya listrik ratra-rata sebesar 90 megawatt, dengan kapasitas 63,7-65 megawatt. (YAMIN)